بسم الله الرحمن الرحيم
Sungguh kenikmatan-kenikmatan dalam al jannah tidak akan dicapai
oleh indera manusia. Belum pernah dilihat oleh penglihatan
siapa pun, belum pernah didengar oleh pendengaran
siapa pun, dan belum pula terbetik dalam hati siapa
pun.
Demikianlah yang dikhabarkan
Baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits
yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu:
“Allah berfirman (artinya): ”Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku
yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah
dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati
manusia. (HR. Muslim no. 2824)
Kenikmatan-kenikmatan itu menggambarkan, rahmat Allah subhanahu
wata’ala itu betapa luas tanpa batas, bagaikan hamparan
tiada bertepi. Yang Allah subhanahu wata’ala sedialam
bagi hamban-hamba-Nya yang shalih. Tapi itu bukan
semata-mata hasil amal shalih yang dilakukan oleh
seorang hamba, sekalipun ia seorang nabi. Bahkan Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai Imamul Anbiya’
(pemimpin para nabi), ia adalah orang yang pertama kali mengetuk
pintu al jannah, hal itu bukan semata disebabkan amal
shalih yang ia usahakan, namun berkat rahmat Allah
subhanahu wata’ala.
فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ قَالُوا وَلاَ
أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ
يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ
“Sungguh bukanlah seseorang itu masuk al jannah karena
amalannya. Para shahabat bertanya: “Demikian juga engkau
wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Beliau berkata:
“Demikian juga saya, melainkan Allah subhanahu wata’ala
melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. (HR. Al Bukhari no.
6463 dan Muslim no. 2816)
Ciri Fisik Penghuni Al Jannah
Penghuni al jannah memiliki ciri-ciri khusus. Diantaranya;
Berperawakan seperti Adam. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ
ذِرَاعًا فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ بَعْدَهُ حَتَّى اْلآنَ
“Maka setiap orang yang masuk al jannah wajahnya seperti
Adam dan tingginya 60 hasta, setelah Adam manusia terus mengecil
hingga sampai sekarang.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Berusia masih muda. Dari shahabat Syahr bin Husyab radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:
يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ أَبْنَاءَ ثَلاَثِينَ أَوْ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ سَنَةً
“Penghuni al jannah akan masuk ke dalam al jannah dengan
keadaan rambut pendek, jenggot belum tumbuh, mata bercelak, dan
berusia tiga puluh tahun atau tiga pulu tiga tahun.”
(HR. At Tirmidzi no. 2468, dihasankan Asy Syaikh Al
Albani. Keraguan ini berasal dari perawi, namun dalam
riwayat Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Ath Thabarani dan Al
Baihaqi dengan riwayat tegas tanpa ada keraguan yaitu
berusia 33 tahun. Lihat Tuhfatul Ahwadzi 7/215)
Orang Yang Pertama Mengetuk Pintu Al Jannah
Orang pertama kali yang mengetuk pintu al jannah, lalu membukanya
dan kemudian memasukinya adalah Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam. Dari shahabat Anas bin Malik
radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
أَنَا أَكْثَرُ اْلأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ
“Saya adalah orang yang paling banyak pengikutnya pada
Hari Kiamat dan saya adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu
Al Jannah.” (HR. Muslim no. 196)
Masih dari shahabat Anas bin Malik namun dalam riwayat At Tirmidzi, dengan lafadz:
“Saya adalah orang yang pertama kali keluar jika mereka dibangkitkan.
Saya adalah orang pertama kali bicara, jika mereka diam.
Saya adalah pemimpin mereka, jika mereka dikirim.
Saya adalah pemberi syafaat kepada mereka, jika mereka
tertahan. Saya adalah pemberi berita gembira, jika
mereka putus asa. Panji pujian ada digenggaman
tanganku. Kunci-kunci al jannah ada ditanganku. Saya adalah keturunan
Adam yang paling mulia di sisi Rabb-ku dan tidak ada
kebanggaan melebihi hal ini. Saya dikelilingi seribu
pelayan setia laksana mutiara yang tersimpan.”
Umat Yang Pertama Kali Masuk Al Jannah Dan Ciri-Cirinya
Sekalipun umat Islam ini adalah umat terakhir, namun Allah subhanahu
wata’ala (dengan rahmat-Nya yang luas) memilihnya sebagai
umat yang pertama kali masuk al jannah. Dari shahabat
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
نَحْنُ
اْلآخِرُونَ اْلأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا
وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ
“Kita adalah umat terakhir namun paling awal pada hari
kiamat. Kita adalah umat yang pertama kali masuk al jannah, meskipun
mereka diberi kitab sebelum kita, dan kita diberi
kitab sesudah mereka.” (HR. Muslim no. 855)
Selain itu, Allah subhanahu wata’ala pun menampilkan umat Islam
dengan penampilan yang amat indah. Masih dari shahabat Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ
دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً
“Rombongan pertama yang masuk Al Jannah laksana bulan purnama,
sedangkan rombongan berikutnya bagaikan bintang yang paling
berkilau di langit.”
(HR. Al Bukhari no. 3327, Muslim no. 2824)
Orang Fakir Miskin Lebih Dahulu Masuk Al Jannah
Lalu siapakah diantara umat Islam yang pertama kali masuk al jannah?
Hal yang sama pernah Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam tanyakan kepada para shahabatnya. Seraya
mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Barulah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
menjelaskan: “Mereka adalah kaum faqir Muhajirin yang
terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Salah seorang dari
mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di dadanya
namun ia tidak mampu menunaikannya. Para Malaikat
berkata: ” Ya Rabb-kami, kami adalah para malaikat-Mu,
penjaga-Mu, dan penghuni langit-Mu, janganlah Engkau
dahulukan mereka daripada kami memasuki jannah-Mu!
Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Mereka adalah
hamba-hamba-Ku yang tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun.
Mereka terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Ada salah
seorang diantara mereka meninggal dunia sementara
kebutuhannya masih ada di dadanya yang tidak mampu ia
tunaikan. Mendengar jawaban Allah seperti itu, para
malaikat segera masuk ketempat mereka dari semua pintu
seraya berkata,” Salam sejahtera untuk kalian atas
kesabaran kalian. Ini adalah sebaik-baik tempat tinggal.”
(HR. Ahmad dan At Thabarabi, dari shahabat Abdullah bin Umar)
Sementara dalam riwayat Al Imam Muslim dan At Tirmidzi menjelaskan
selisih waktu antara rombongan orang-orang fakir dengan
orang-orang kaya masuk ke dalam al jannah. Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ يَسْبِقُونَ اْلأَغْنِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا
“Orang-orang fakir kaum Muhajirin masuk Al Jannah mendahului
orang-orang kaya dari mereka, dengan selisih waktu 40 tahun.”
(HR. Muslim no. 2979)
Istri-istri Penghuni Al Jannah, Pesona, Ciri-Ciri Dan Kecantikannya
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman
dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi
rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan
untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci
dan mereka kekal di dalamnya”. (Al Baqarah: 25)
Pada ayat di atas Allah subhanahu wata’ala memadukan antara kenikmatan
fisik berupa al jannah beserta taman-taman dan
sungai-sungai di dalamnya, dengan kebahagian jiwa
berupa bidadari-bidadari sebagai istri-istri yang suci
lagi penyejuk mata bagi mereka. Dan Allah subhanahu
wata’ala memastikan bagi mereka keberlangsungan kehidupan
yang abadi tiada pernah terputus sedikitpun.
Mereka dipingit di kemah-kemah dalam keadaan putih bersih nan
jelita. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih,
dipingit dalam kemah.” (Ar Rahman: 72)
Mereka memiliki akhlak yang bagus nan indah sebagaimana kecantikan
pesona wajah-wajah mereka. Allah subhanahu wata’ala
berfirman (artinya): “Di dalam surga itu ada
bidadari-bidadari yang (berakhlak) baik-baik lagi
cantik-cantik.” (Ar Rahman: 70)
Mereka berusia sebaya, selalu tampil dalam keadaan perawan, penuh
pesona dan cinta. Allah subhanahu wata’ala berifirman
(artinya): “Dan Kami jadikan bidadari-bidadari itu
perawan. Penuh cinta kasih lagi sebaya umurnya. Kami
ciptakan mereka untuk golongan kanan.” (Al Waqi’ah:
36-38)
Penghuni Yang Masuk Al Jannah Paling Akhir
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya aku tahu penghuni neraka yang paling akhir
keluar dari neraka dan penghuni al jannah yang paling akhir masuk
al jannah. Dia keluar dari neraka dengan merangkak. Allah
berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah (surga)
dan masuklah ke dalamnya!’ Orang tersebut bergegas
pergi ke jannah dan tergambar dalam pikirannya bahwa
al jannah itu telah penuh sesak. Maka ia pun kembali dan
berkata kepada Allah, ‘Wahai Rabbku, aku dapati al jannah telah
penuh!’ Allah pun berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al
jannah dan masuklah ke dalamnya! Sesungguhnya engkau
berhak atas nikmat sebesar dunia dan sepuluh kali
lipatnya.’ Orang tersebut berkata, ‘Wahai Rabbku,
apakah Engkau mengejekku dan menertawakanku, karena
Engkau Sang Raja Penguasa?”
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Kulihat Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.”
Beliau bersabda: “Itulah derajat penghuni al jannah yang
paling rendah.” (HR. Al Bukhari no. 6571 dan Muslim no.
186)
Penghuni Al Jannah Melihat Rabb Mereka Dengan Mata Kepalanya
Kenikmatan tertinggi di dalam al jannah adalah melihat wajah Rabbul
‘alamin. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang
terbaikb berupa surga dan ada tambahannya. Dan wajah
mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula)
dengan kehinaan. Mereka Itulah penghuni syurga, mereka
kekal di dalamnya.” (Yunus: 25-26)
Yang dimaksud dengan ada tambahannya pada ayat di atas yaitu
berupa kenikmatan melihat Allah subhanahu wata’ala. Hal ini
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam dalam sabdanya: “Jika telah masuk
penduduk al jannah ke dalam al jannah. Allah subhanahu
wata’ala berkata: “Apakah kalian ingin tambahan
dari-Ku. Mereka seraya menjawab: “Bukankah Engkau telah menjadikan
wajah-wajah kami bercahaya? Bukankah Engkau telah
memasukkan kami ke dalam al jannah (surga) dan
menyelamatkan dari an nar (neraka). Kemudian Allah
subhanahu wata’ala membuka hijab-Nya. Maka tidaklah
mereka diberi nikmat yang lebih mereka sukai dibanding dengan
melihat Allah subhanahu wata’ala. (HR. Muslim no. 181)
Akhir kata, demikianlah tamasya kita untuk menengok sebagian
keindahan para penghuni al jannah. Dengan sebuah harapan dapat
mendorong kita untuk selalu berpacu dalam beramal
shalih. Tuk meraih tamasya yang hakiki yang penuh
dengan kenikmatan yang abadi. Amien, Ya Rabbal ‘alamin.
Do’a Mohon Dimasukkan Al Jannah dan Dijauhkan dari An Naar
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berdo’a:
اللهم
إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
وَعَمَلٍ, وَأَعُوذُبِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ
قَوْلٍ وَعَمَلٍ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu al jannah
(surga) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya
dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu
dari an nar (neraka) beserta segala sesuatu yang bisa
mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan”.
(HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ash
Shahihah no.1542)
sumber: www.assalafy.org